Suluh Indonesia Muda

Fathur Hidayattullah
4 min readSep 10, 2023

--

https://unsplash.com/photos/7dnIhDzIDnI

Berpolitik adalah bagaimana manusia berusaha untuk mampu menciptakan suatu peradaban yang teratur dan memiliki harapan untuk menjadi lebih baik di masa depan. Sering kali ungkapan politik selalu termanifestasi akan bagaimana terpecahnya suatu persatuan, terciptanya polarisasi ideologi dan kekuatan hingga penggunaan identitas personal untuk menyerang lain — politik identitas.

Seiring berjalannya waktu, kita selalu berusaha mengembangkan teori-teori politik yang ideal di mata masyarakat untuk diimplementasikan secara praktikal ke dalam kehidupan nyata. Faktanya memang gagasan yang melahirkan teori tidak sepenuhnya mampu mengakomodasi seluruh hal eksternal yang dimiliki politik itu sendiri.

Kegagalan manusia sendiri untuk memahami bagaimana teori itu lahir dan digunakan atau ketidakcapakan teori tersebut untuk menerima abstraknya corak kehidupan antarmanusia. Jalannya memang selalu lahir organik dari ketidakpercayaan dan keraguan akan suatu hal yang sedang terjadi dalam pergaulan manusia itu sendiri. Keraguan tersebut menimbulkan dialektika konstruktif sehingga mampu menghasilkan sebuah gagasan yang harus dimatangkan untuk menjadi sebuah kebijakan utuh yang dapat digunakan.

Masalah yang selalu hadir bagi manusia adalah bagaimana manusia tidak memahami betul atas hal yang menjadi ‘masalah’ itu sendiri, sehingga dialektika yang hadir tidak mencapai tujuan atau hanya berputar-putar atas pokok permasalahan yang tidak menghasilkan solusi. Ketidakmampuan kita untuk memahami atas kontekstualisasi masalah yang hadir disekitar kita karena kecenderungan untuk menerima informasi secara langsung tanpa melakukan proses analitik untuk memahami hal tersebut.

Terlebih lagi, kencederungan penerimaan informasi yang dilakukan tidak diparalelkan dengan minat untuk memahami lingkungan sekitar atau literasi akan ilmu pengetahuan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. Alhasil, secara fisik kita memang sehat dan kuat. Akan tetapi, secara pengetahuan, kita sudah cacat.

Karakteristik Manusia Indonesia yang seperti ini sebenernya harus diberantas secara cepat dan sistemik. Demokratisasi informasi sekarang sudah tidak terbendung; semua informasi baik dan buruk menurut perspektif masing-masing sudah berkeliaran kemana-mana. Kebutuhan akan alat selektif untuk menyaring itu semua sangat dibutuhkan dengan pemodelan yang paling baik dan paling cocok bagi kita semua.

Kenapa saya harus membahas hal ini sekarang melalui tulisan ini?

Sebentar lagi kita akan memasuki era penting dalam Demokrasi Indonesia. Jika kita tidak bisa memilih pemimpin politik yang tepat nan baik bagi Indonesia maka akan berdampak panjang bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemimpin politik bukanlah hanya sebuah perwujudan kekuasaaan dan keadigdayaan suatu bangsa. Hal ini karena mereka dipilih secara demokratis bukan untuk menguasai kekuataan yang telah dimiliki oleh suatu bangsa.

Pemimpin politik harus mampu membawa harapan memiliki kemauan untuk selalu hidup, sehingga melahirkan kemauan untuk berjuang dan selanjutnya mewujudkan kemajuan perjuangan bangsa.

Pemimpin politik harus sadar betul bahwa ia memiliki 3 (tiga) amanah yang seminimalnya harus dilakukan kepada bangsanya, yaitu:

1. Cakap untuk menggambarkan keindahan akan perjuangan kepada rakyatnya.

2. Cakap untuk mendorong perasaan dan keyakinan akan ‘mampu/bisa’ di kalangan rakyatnya untuk mencapai perjuangan itu.

3. Cakap dengan nyata untuk menyusun tenaga rakyat yang sebenar-benarnya untuk mencapai perjuangan itu.

Pemimpin politik yang mampu memiliki ketiga amanah tersebut dan berhasil melaksanakannya maka dia akan mampu untuk menjadi suluh pemikiran dan pergerakan dari kemauan rakyatnya untuk berjuang.

Saya harus bilang bahwa masa-masa sekarang adalah kondisi krusial bagi bangsa kita untuk dapat melanjutkan tujuan dan arah yang telah disusun. Kebutuhan akan gagasan yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran merupakan sebuah perintah wajib bagi bangsa ini.

Perintah wajib untuk diwujudkan.

Perintah wajib untuk didistribusikan.

Perintah wajib untuk dikekalkan.

Pemimpin politik yang dikemudian hari akan kita pilih harus benar-benar mampu mewakilkan suara-suara bawah yang meminta tolong akan keindahan akan dunia yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Suara-suara bawah itu perlu dikumpulkan dan dikaji secara komprehensif oleh kita yang memiliki keistimewaan informasi dan ilmu pengetahuan.

Laksana hidup hanya untuk mencari kebermanfaatan, maka menggunakan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk membantu sesama hidup manusia supaya menjadi lebih baik, khususnya manusia sebangsa dan se-tanah air adalah sebuah kenikmatan sekaligus kehormatan yang tak terkalahkan.

Saya merasa bahwa keberkahan yang diberikan oleh Tuhan kepada diri ini membuat seakan-akan diberi tuntutan untuk menjadi garda terdepan dalam membantu memberikan pendidikan politik bagi semua orang disekitar, terutama orang-orang yang seumuran dengan saya. Memilih memang terlihat sangat sederhana dan tidak perlu pikir panjang. Tetapi, langkah kecil itu sangat berdampak bagi peradaban Indonesia.

Ketidakcakapan melihat informasi dan penyerangan melalui politik yang menciptakan kesejahteraan secara pragmatis — melalui uang — sering kali menjadi tantangan sekarang. Menjadi muda adalah kekuatan prima yang memiliki batasan umur, sehingga apabila tidak diasah dan diberdayakan dengan cara yang baik dan berintergritas akan menyebabkan kemunafikan dan kefanaan dalam menciptakan suatu peradaban yang diharapkan.

Sadari betul bahwa kita sedang menjadi generasi yang akan memimpin pergerakan Indonesia dalam sepuluh atau dua puluh tahun kedepan. Politik gagasan harus sudah menjadi makanan sehari-hari bagi kita dalam membangun diskursus kemasyarakatan. Kebiasaan untuk mencerna informasi secara kritis dan rasional dengan diiringi literasi yang baik harus sudah menjadi karakter Manusia Indonesia saat ini.

Langkah strategis ini memerlukan massa yang banyak dengan satu visi yang sama. Maka, kemampuan untuk mampu menarasikan sesuatu secara piawai menjadi modal yang harus dilatih supaya dapat mempengaruhi pemikiran orang disekitar kita. Pemikiran yang lahir karena kesadaran dan kesamaan dalam memandang sesuatu secara baik akan melahirkan pergerakan yang kuat dan ikhlas.

Hari ini sudah bukan saatnya untuk menunggu waktu bagi mereka yang sedang diatas sana untuk menjadikan kita boneka dalam mewujudkan peradaban bangsa ini.

Sudah saatnya kita bergerak dengan kekuatan intelektual yang kuat, pemahaman ideologi yang matang dan karakter yang berintegritas untuk menciptakan Indonesia menjadi lebih baik dari sebelum-belumnya.

Suluh pemikiran dan pergerakan Indonesia Muda tidak akan pernah mati walaupun diserang dari sisi manapun karena mentalitas yang dibentuk sejarah dan takdir yang diberi tidak sedikitpun mencirikan akan hal itu.

Mochamad Fathur Hidayattullah

Bandung, 10 September 2023

19.02 WIB

--

--