Ilmu dan Perjuangan

Fathur Hidayattullah
3 min readJan 1, 2024

--

Photo by Patrick Tomasso on Unsplash

Jeda menulis kali ini cukup lama. Tidak bisa mengelak dan bersandiwara bahwa kewajiban pendidikan harus mampu dipertanggungjawabkan. Tidak menjadi pembenaran pula atas kesalahan yang saya hakimi secara pribadi. Mohon maaf dan mari kita lanjutkan tulisan ini dengan semangat baru.

Berbekal ilmu maka seseorang dapat berdialog dengan ruang sekitarnya untuk dapat mencapai konsensus dengan individu, komunitas atau seluruh ekosistem yang berkaitan.

Berbekal ilmu maka seseorang dapat bertindak dengan menggunakan akal sehatnya untuk melatih nalar dalam mengambil keputusan dan menguatkan persepsi antarmanusia.

Berbekal ilmu maka seseorang memiliki nyali untuk bercerita dan berpendapat dalam menggerakkan gagasan untuk menjadi realita bahagia.

Tahun 2023 menjadi sebuah kurikulum pembelajaran yang menarik untuk mampu mendefinisikan hidup; apakah yang ingin saya lakukan kedepan dan bagaimana mewujudkan hal itu?. Kalimat ‘berbekal ilmu’ tersebut selalu menguatkan dan menjadikan diri paham bahwa tiada kesuksesan yang tidak dibekali dengan ilmu. Konsekuensi yang diambil akibat keputusan yang dipilih pada masa lalu sedang berjalan. Memang muncul sedikit kekhawatiran terhadap keputusan ini apakah sepenuhnya tepat atau tidak. Lagi-lagi kekhawatiran ini muncul karena ketakutan akan kondisi di masa depan.

Berusaha untuk bisa percaya akan proses yang sedang dijalani memang tidak semudah berbicara di sebuah tongkrongan. Kata yang keluar tidak sepenuhnya menggambarkan sekuat dan sebaik itu proses hidup yang sedang berlangsung. Berpura-pura kuat sepertinya sudah menjadi naluri setiap manusia saat berhadapan didepan manusia lainnya. Kira-kira begitulah terkadang saya harus menjadi aktor di kehidupan nyata. Bodoh memang, tetapi pikiran ini terkadang sadar bahwa mau sampai kapan harus terbelenggu akan konsep imajinasi yang kita tidak bisa menerka apa yang nanti akan terjadi.

Semua imajinasi masa depan ini harus diselesaikan. Dituntaskan dengan cara sebaik-baiknya dan semudah-mudahnya. Maka, ilmu yang saya coba pelajari di tahun kemarin membuat saya paham bahwa hanya melalui ilmu, kita dapat menghilangkan ketakutan masa depan. Ilmu berhasil menjamin kesiapan diri untuk menghadapi tantangan yang terjadi diluar sana. Perubahan dan spontanitas dapat teratasi jikalau bekal ilmu dapat dieksplorasi sebaik bagaimana kita memahami masalah yang terjadi.

Kesadaran mulai lahir. Kekhawatiran mulai turun. Ilmu mulai berkembang. Lalu, pertanyaan yang perlu dibahas selanjutnya:

“Ilmu yang dimaksud ini sebenernya apa?”

Daritadi kita membahas pembelajaran apa yang diperlukan untuk masa depan dan bagaimana kita bertahan akan ketidakpastian yang terjadi; semuanya melalui ilmu. Lantas, ilmu yang kita coba pahami disini sebenernya apa?

Pertanyaan itu hanya dapat dijawab saat kita sudah sadar bahwa kita tidak akan berguna atau dengan kata lain menjadi sia-sia, jika tidak mempunyai kesungguhan untuk membuat diri menjadi bermanfaat.

Ilmu adalah segala sesuatu yang mampu menguatkan akal sehat untuk bisa bernalar dengan tepat dan bersikap secara etik sesama manusia serta lingkungan. Ilmu bukan hanya angka-angka dengan formula yang harus dipecahkan. Bukan pula sebuah doktrin yang harus terpatri dalam setiap gagasan yang dikeluarkan. Ilmu adalah keyakinan dalam diri bahwa kebermanfaatan hanya lahir saat kita mempunyai keinginan untuk belajar terhadap sesuatu hal.

Oleh karena itu, saya menyimpulkan bahwa ilmu yang kuat — kuat artinya mampu meproseskan diri menjadi bermanfaat — adalah ilmu yang mempunyai konsistensi dalam perjuangan.

“Perjuangan apa yang dimaksud dalam hal ini?”

Perjuangan yang dimaksud adalah keberanian dalam mempunyai kepentingan yang bersandar akan kemaslahatan diri dan lingkungan sekitar. Perjuangan adalah keberanian untuk mempertahankan gagasan/cita-cita untuk menciptakan kebermanfaatan bersama. Hanya dengan perjuangan, ilmu dapat terkonsentrasi secara padu sehingga menghasilkan manifestasi kesuksesan.

Jikalau kita perluas secara makna, perjuangan sebenernya bukan hanya semata keberanian dan kepentingan. Perjuangan akan melekat dengan ilmu yang lahir karena kepercayaan akan cita-cita. Perjuangan adalah proses pendewasaan ilmu dan sikap yang akan menciptakan pembaharuan terhadap diri menjadi lebih baik dan bijaksana. Kekuatan perjuangan bersumber dari kepercayaan. Satu sumber dari ilmu yang sebelumnya kita bahas.

Pada akhirnya tahun 2023 dalam pribadi saya berhasil membentuk konsep ilmu dan perjuangan yang saya yakini. Apapun hal yang terjadi di masa lalu yang mungkin berakibat akan tantangan di masa depan; tidak akan pernah saya sesali.

Peluang hanya tercipta bagi yang mampu membaca keadaan. Peluang yang menjadi keajaiban hanya tercipta bagi yang mampu menggunakan ilmu untuk mengeksekusi peluang dan kesuksesan bisa diraih bagi mereka yang mampu menciptakan keajaiban untuk kemenangan dirinya sendiri.

Semoga tahun 2024 nanti menjadi cerita yang menarik untuk saya tulis dan menjadi wadah pembelajaran yang berarti untuk direnungi oleh semua orang yang merasa bahwa hidup akan selalu berpihak kepada orang-orang yang percaya akan takdir dan usahanya sendiri.

Selalu dikuatkan dan disiplin terkait cita-cita; panjang umur hal baik.

Mochamad Fathur Hidayattullah

Palembang, 01 Januari 2024

09.10 WIB

--

--