Berdoa dan Berdosa.

Fathur Hidayattullah
1 min readNov 30, 2020

--

Kali ini aku menghadapmu dengan segala bentuk pertanggungjawabanku atas segala yang telah kuperbuat.

Sebagai manusia.

Sebagai hambamu.

Sebagai laki-laki.

Sebagai pendosa.

Tidak ada bentuk pembelaan dariku. Aku mengakui dan malu.

Perbuatanku merugikan semua orang.

Agama, norma, dan keluarga.

Memang benar cinta adalah fitrah dan manusia memiliki hak serta perasaan untuk menerima rasa kasih dan mencinta.

Aku tidak bisa menahan semua itu. Kedekatan terhadapmu sudah tidak bisa menjadi benteng untuk bertahan.

Aku merasa bersalah dan berdosa terhadapmu.

Namun, aku tahu kamu tidak akan pernah menutup segala ucapan doa yang aku lantunkan.

Harapanku saat aku berdoa sebagai pendosa dengan segala firman yang kusebut untuk memohon ampun dan memujamu adalah kau mendengarkan.

Aku sudah tidak tahu harus bagaimana bersikap kuat dan berbadan tegar.

Aku hanyalah manusia. Manusia yang lupa akan tujuan dibentuknya. Manusia yang bodoh dan tak berilmu. Manusia yang hilang arah dan tersesat.

Berkelana lalu menghilang menunggu keputusasaan menjemput.

Izinkan aku untuk meminta pertolongan dan ampunan seikhlas dan setulus saat hari aku dilahirkan di dunia ini.

Aku tahu kamu melihat saat aku menulis dan menangis sekarang atas penyesalan.

Mochamad Fathur Hidayattullah

Palembang, 22 Januari 2021

Pukul 14.22

--

--

No responses yet